IDUL ADHA, Membangun Optimisme Di tengah Dahsyatnya Pandemi
Tambakberas.com- Bersyukur kepada Allah SWT yang masih memberi kesempatan sehingga Kita bisa berjumpa dengan Idul Adha kali ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpah pada junjungan Kita Nabi Muhammad SAW serta Nabi Ibrahim tokoh legendaris Idul Adha serta para keluarga dan sahabatnya. Semoga dengan sholawat ini, Allah menyelamatkan Kita dari segala marabahaya dan bencana khususnya pandemic Covid-19.
Dalam Idul Adha, Kita diajarkan untuk selalu kembali pada Allah dan berpikir positif atas ujian yang diberikan-Nya. Bila Kita berkaca pada para nabi, ternyata merekalah yang paling berat ujiannya,tapi dijalani dengan penuh sabar dan ridho sehingga diganti dengan balasan yang lebih manis.
Dahulu Nabi Ibrahim mengalami peristiwa besar yang diabadikan menjadi Idul Adha. Peristiwa itu diawali denngan mimpi Nabi Ibrahim yang menyembelih putra semata wayang yang sudah lama ditunggu kehadirannya, yaitu Nabi Ismail.
Nabi Ibrahim pun melaksanakannya dengan paripurna. Ibrahim memang pemurah dengan mengorbankan anaknya, demikian pula Hajar ibunya, lebih-lebih Nabi Ismail yang mengorbankan nyawanya sendiri. Tapi Allahlah yang paling pemurah dengan membebaskan nyawa Ismail dengan seekor domba dari surga.
Untaian kisah ini memberi I’tibar kepada kita:
1. Seberat apapun ujian dari Allah, bila dihadapi dengan sabar, pasrah, dan totalitas kepada Allah, pasti akan berujung manis dan diberi ganti yang lebih berharga.
2. Untuk meraih sukses dalam ujian dibutuhkan kolaborasi yang kuat dari semua pihak yang terkait. Bukankah iblis pada hari Nahar 10 Dzulhijjah menjadi paling sibuk untuk menggagalkan qurban agung ini dengan menipu Ibrahim, Siti Hajar, dan Ismail dengan berbagai kebohongan. Namun, ketiga-tiganya bersenada menolak godaan iblis dengan kekukuhan iman dan tekad demi melaksanakan perintah Allah yang diyakini membawa hikmah yang agung.
3. Perlunya musyawarah dan menyatukan visi untuk mengambil suatu keputusan , sebagaimana Nabi Ibrahim meminta pendapat kepada Nabi Ismail tentang perintah yang maha berat ini.
4. Disamping kecerdasan intelektual, sangat penting bagi orang tua untuk menanamkan kecerdasan spiritual dan emosional serta sikap positif thinking kepada anak-anaknya.
Inilah hikmah mengapa Allah mengabadikan kisah-kisah agung para insan pilihannya dalam Al-Qur’an, agar menjadi rujukan,cermin,dan suri tauladan bagi kita dalam mengarungi kehidupan ini. Bahwasanya ujian dan bencana yang menimpa kita itu merupakan indikasi, bahwa Allah masih menyayangi kita, asal kita bisa menyikapinya dengan cara-cara yang telah diteladankan Para Nabi.
*penulis adalah pengasuh Pondok Pesantren As-Sa’idiyyah 2 Bahrul Ulum.