Masjid merupakan bangunan yang menjadi pusat aktifitas umat muslim dalam menjalankan ibadah dan kegiatan positif lainnya, serta menjadi simbol bagi umat Islam itu sendiri. Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang memiliki ikon masjid yang sangat terkenal. Masjid tersebut adalah Masjid Jami' Bahrul Ulum Tambakberas yang didirikan pada awal tahun 1900 M oleh KH. Chasbullah Sa’id. Konon, Mbah Chasbullah mendirikan masjid ini dengan tanpa bantuan warga dan masyarakat sekitar karena kekayaan dan kedermawanan beliau. Mbah Chasbullah terkenal akan kekayaannya sampai-sampai asal usul desa tersebut dinamai tambakberas karena persediaan beras Mbah Chasbullah yang terbilang sangat menumpuk.
Masjid ini berdiri kokoh dengan adanya 4 tiang saka yang begitu besar menjulang. Dulu tiang ini didapat dari residen belanda yang pernah tidak terima dengan putra KH. Chasbullah Sa'id, yaitu KH. Abdul Wahab Chasbullah muda. Konon, Mbah Wahab mudah sepulang dari pondok mengendarai kuda dengan laju kencang sampai menyalip seorang residen belanda yang tengah berkeliling di kota Jombang, merasa tidak terima karena tiba-tiba disalip oleh anak muda, residen tersebut kemudian marah marah kepada mbah wahab muda. entah kebetulan atau tidak, Mbah Wahab beberapa hari kemudian menderita sakit yang janggal. Melihat anaknya kesakitan Mbah Chasbullah kemudian mengobatinya dengan cara mencambuk dengan kain serban yang disertai bacaan-bacaan tertentu. Tanpa diduga, selang beberapa hari, residen tersebut meminta maaf ke Mbah Chasbullah dan memberi 4 tiang saka yang kebetulan masjid Tambakberas masih belum memilikinya.
Masjid yang sudah berdiri lebih dari satu abad ini masih mempertahankan fondasinya dan tetap kokoh berdiri meski sudah termakan zaman. Masjid ini menjadi pusat pendidikan pondok pesantren sebagai tempat ngaji dan juga tempat umum kegiatan santri Tambakberas baik untuk acara yang pesertanya dari kalangan santri tambakberas sendiri maupun acara yang dihadiri untuk umum. Kegiatan-kegiatan santri seperti lalaran bersama, syawir, takroruddurus dan lain-lain mewarnai Masjid ini sebagai tempat pusat pendidikan dan keagamaan pesantren.
Masjid ini juga menjadi saksi atas acara Forum Musyawarah Pondok Pesantren, acara besar yang dihadiri oleh seluruh santri cendekiawan dari beragam pondok pesantren salaf dari Jawa Madura yang diangkat dalam forum diskusi fikih. Hingga sekarang masjid yang identik dengan menara bertuliskan Kha' Ro' Ta' Mim ini masih tetap eksis dan terus dipertahankan fondasi dan arsitekturnya. selain dimanfaatkan kegiatan sholat berjamaah santri dan masyarakat, masjid ini juga untuk kegiatan positif kepesantrenan.