Oleh: Hj. Basyirotul Hidayah, MHI
“Sayangilah makhluk Allah di bumi, maka seluruh makhluk di langit akan mengasihimu” adalah sebuah ungkapan yang tidak asing kita dengar karena merupakan sabda kekasih Allah, makhluq terpilih dan terbaik-Nya, Nabi Muhammad SAW. Bila seekor hewan juga termasuk dalam bagian sabda itu, apalagi manusia sebagai makhluk Allah yang bersandang ahsan taqwim itu, tentu sangat pantas melihat nilai ketakwaannya di hadapan Allah, bukan dengan memandang jenis kelamin, suku maupun derajat sosialnya .
Islam hadir meninggikan derajat kemanusiaan. Kesetaraan dan penghargaan dalam Islam atas seluruh umat manusia, memberikan rasa adil dan tentram di hati pemeluknya, karena ajaran Islam memanifestasikan ke Maha adilan dan ke Maha Kasih Sayangnya Allah SWT pada seluruh makhluk. Tak terkecuali tentang keberadaan lelaki dan perempuan di kehidupan ini adalah keniscayaan yang Allah anugerahkan pada seluruh alam sebagai bentuk kasih sayang-Nya.
Dalam Hal memiliki anak perempuan, Allah SWT berfirman dalam salah satu ayatnya ;
لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ (٤٩) أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَنْ يَشَاءُ عَقِيمًا إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ (٥٠)
“ Kepunyaan Alloh-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki…(QS As Syuro: 49-50).
Jika kita mengamati ayat di atas, penyebutan anak-anak perempuan didahulukan dari pada anak laki-laki, menurut sebagian ahli tafsir adalah bentuk pemuliaan pada mereka (anak perempuan). Di sisi lain ini juga merupakan sikap penolakan terhadap tradisi jahiliyyah yang telah menista kelahiran bayi-bayi perempuan di zaman itu yang bertindak bengis sampai mengubur bayi-bayi perempuan tersebut ( selengkapnya di Tafsir Al Munir Li Az Zuhaili 25/101).
Tentu ini bukan suatu kebetulan, tatkala Allah menghendaki menyebut secara jelas ayat di atas agar menjadikan hamba-hambanya berfikir atas penciptaan-Nya, tak terkecuali ketika Allah menganugerahkan anak-anak perempuan pada hamba-hamba-Nya itu. Selain ajaran dalam nash-nash Al-Quran, lebih jauh kita bisa membaca dan menelaah hadist-hadist Nabi, yang menunjukkan betapa kemuliaan akan di sandang seorang hamba bila ia dengan ikhlas menerima bahkan menyayangi dan memuliakan anak-anak perempuannya.
Menilik Beberapa Hadist Nabi Tentang Kemuliaan memiliki Anak Perempuan
Salah satu hadist paling popular di kalangan para sahabat tentang keutamaan menyayangi anak perempuan adalah yang diceritakan dari Sayyidah Aisyah Radliyallahu Anha, beliau berkata:
وَحَدَّثَنِى عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ بَهْرَامَ وَأَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ - وَاللَّفْظُ لَهُمَا - قَالاَ أَخْبَرَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنِ الزُّهْرِىِّ حَدَّثَنِى عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِى بَكْرٍ أَنَّ عُرْوَةَ بْنَ الزُّبَيْرِ أَخْبَرَهُ أَنَّ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَتْ جَاءَتْنِى امْرَأَةٌ وَمَعَهَا ابْنَتَانِ لَهَا فَسَأَلَتْنِى فَلَمْ تَجِدْ عِنْدِى شَيْئًا غَيْرَ تَمْرَةٍ وَاحِدَةٍ فَأَعْطَيْتُهَا إِيَّاهَا فَأَخَذَتْهَا فَقَسَمَتْهَا بَيْنَ ابْنَتَيْهَا وَلَمْ تَأْكُلْ مِنْهَا شَيْئًا ثُمَّ قَامَتْ فَخَرَجَتْ وَابْنَتَاهَا فَدَخَلَ عَلَىَّ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فَحَدَّثْتُهُ حَدِيثَهَا فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « مَنِ ابْتُلِىَ مِنَ الْبَنَاتِ بِشَىْءٍ فَأَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ ».
Seorang ibu bersama dua putrinya menemuiku meminta makanan, akan tetapi ia tidak mendapati sedikit makananpun yang ada padaku kecuali sebutir kurma. Maka akupun memberikan kurma itu kepadanya. Lalu ia membagi sebutir kurma itu untuk kedua putrinya, dan ia tidak makan sedikitpun dari kurma itu. setelah itu ibu itu berdiri dan pergi keluar. Lalu masuklah Nabi Muhammad SAW, maka akupun mengabarkan padanya tentang ini, maka Nabi SAW bersada :“Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuan, lalu ia berbuat baik kepada mereka maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka (HR Muslim no 6862)
Dalam riwayat lain beliau bersabda:
إِنَّ اللهَ قَدْ أَوْجَبَ لَهَا بِهَا الْجَنَّةَ وَأَعْتَقَهَا بِهَا مِنَ النَّارِ
“ Sesungguhnya Alloh telah mewajibkan surga bagi sang ibu atau Alloh telah membebaskannya dari api neraka ”(Shohih Muslim no 6863)
Dari Anas bin Malik Radliyallohu Anhu tentang kemuliaan seseorang yang memiliki 2 anak perempuan, Bahwa Nabi saw bersabda:
حَدَّثَنِى عَمْرٌو النَّاقِدُ حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِىُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِى بَكْرِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ ». وَضَمَّ أَصَابِعَهُ.
“Barangsiapa yang merawat dua anak perempuan hingga masa dewasanya maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku “ (Anas bin Malik berkata: nabi menggabungkan jari jemari beliau/ Shohih Muslim no 6864)
Satu lagi riwayat dari Jabir Radliyallohu anhu bahwasanya Rasululloh bersabda:
حدثنا أبو النعمان قال حدثنا سعيد بن زيد قال حدثني على بن زيد قال حدثني محمد بن المنكدر اَنَّ جَابِر بن عبد الله حدثهم قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : مَنْ كَانَ لَهُ ثَلَاثُ بَنَاتٍ يُؤْوِيْهِنَّ وَيَكْفِيْهِنَّ وَيَرْحَمْهُنَّ فَقَدْ وَجَبَتْ لَهُ الجنة البَتَّةَ فقال رجل مِن بعض القوم وثِنْتَيْنِ يا رسول الله قال وثِنْتَيْنِ [ ص 42 ] قال الشيخ الألباني : حسن
“Barangsiapa yang memiliki tiga anak perempuan, ia merawat mereka, mencukupi dan menyayangi mereka, maka tentu telah wajib baginya surga”. Maka salah satu seorang dari kaum berkata, “ kalau dua anak perempuan Ya Rasululloh?” Nabi bersabda, “ Dua anak perempuan juga”. ( Di hasankan oleh Al Albani dalam Al- Adab Al- Mufrad Bi Ahkaamil Al-Bani)
Hadist Riwayat Ibnu Majah. Rasululloh saw bersabda:
حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ الْمَرْوَزِيُّ ، حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ ، عَنْ حَرْمَلَةَ بْنِ عِمْرَانَ قَالَ : سَمِعْتُ أَبَا عُشَانَةَ الْمُعَافِرِيَّ قَالَ : سَمِعْتُ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ يَقُولُ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ يَقُولُ : مَنْ كَانَ لَهُ ثَلاَثُ بَنَاتٍ فَصَبَرَ عَلَيْهِنَّ ، وَأَطْعَمَهُنَّ ، وَسَقَاهُنَّ ، وَكَسَاهُنَّ مِنْ جِدَتِهِ كُنَّ لَهُ حِجَابًا مِنَ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
“Barangsiapa yang memiliki tiga anak perempuan, lalu ia bersabar atas mereka, dan memberi makan mereka, memberi minum, serta pakaian dari kecukupan (rizkinya), maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka pada hari kiamat”.(Sunan Ibnu Majah 3669).
Beberapa hadist diatas telah sangat cukup menjadi hujjah (bukti) bahwa ajaran Islam hakikatnya sangat menghargai keberadaan anak perempuan. Al Imam An Nawawi menjelaskan bahwa dalam salah satu hadist Rasululloh yang menyatakan “ diuji dengan anak perempuan” , karena biasanya orang tidak menyukai keberadaan anak perempuan (Syarkh Shahih Muslim, 16/278). Jadi ini tentu bukan karena perbedaan dalam menyikapi anak laki- laki dan perempuan. Atau karena adanya anggapan bahwa merawat anak perempuan itu menyulitkan seperti umumnya diperbincangkan di kalangan masyarakat awam.
Teladan dan sabda nabi diatas cukup lah menjadi bekal kita dalam mengasihi anak-anak kita. Jadi bukan atas dasar tradisi manapun kita membedakan perlakuan dalam mendidik dan menyayangi anak-anak dari mereka kecil kita hingga dewasa . Cukuplah Rasulullah sebagai teladan terbaik kita. Semoga bermanfaat.